Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dongeng Jepang : Kakek Pemekar Bunga



Kakek Pemekar Bunga

Suatu ketika ,
Seorang nenek sedang mencuci di sungai hanyutlah seekor anjing didepan nenek itu.
“ Wah anak anjing yang imut sekali” kata sinenek.
Kemudian dia membawa pulang si anak anjing kerumahnya.
Si anak anjing itu dinamai “Pochi”
“Imut sekali “ kata si kakek dan nenek yang merawat anak anjing itu.

Disuatu pagi si kakek sedang bekerja dilandang entah kenapa Pochi terus mengogong
“Guk, guk, guk, “ sambil memutari tanah.
Sikakek seperti mendengar suara
“Gali tanah ini” dari Pochi.
“Yosh ya sudah mari kita gali”
Ketika digali
Ternyata didalam tanah keluar banyak mas.
Dari kejauhan ternyata ada kakek serakah yang iri terhadap si kakek tadi.
“Coba aku pinjam Pochi”kata si kakek serakah membawa Pochi pergi secara paksa ke dalam gunung.

“Dimana emasnya ? emas yang banyak itu “cepat tunjukan !
Tetapi Pochi terdiam tak bergerak
Kemudian si kakek serakah menggali tanah tempat Pochi diam tadi.
Ternyata yang keluar hanyalah sekumpulan sampah.

Si kakek serakah tadi marah kemudian membunuh Pochi dan menguburnya.
“Si anjing tidak berguna itu sakit kemudian mati” kata kakek serakah kepada kakek pemilik Pochi. Setelah memberitahu dimana kuburan Pochi si kakek serakah pulang kerumahnya.
Esoknya,
Sikakek pergi kekuburan Pochi sesuai petunjuk dari sikakek serakah.
Hanya selang satu hari diatas kuburan Pochi tumbuh pohon besar yang menjulang tinggi.
Si kakek baik hati kemudian menebang pohon itu dan membuat sebuah tongkat Usu*.
Ketika si kakek dan nenek baik hati mau membuat kue Mochi, ketika tongkat Usu itu digunakan,
Keluarlah emas dari dalam gerabah.

Emas berkilapan dan tak terhitung jumlahnya keluar dari dalam gerabah.
“Lihat, ini adalah hadiah dari Pochi”
Banyak sekali ayo kita bagikan juga ketetangga sekitar”kata si kakek sangat bahagia
Sikakek serakah yang mendengar hal itu mencuri tongkat Usu tersebut dan membawa kerumahnya.
Setiap gerabah digunakan yang keluar hanyalah sampah yang bau …
Sikakek serakah yang marah kemudian membakar tongkat Usu itu sampai tak tersisa.


Sikakek yang sedih melihat tongkat Usu dibakar kemudian memungut abu sisa pembakarannya dan membawanya pulang. Ditengah jalan abu yang dibawa sikakek baik hati bertebaran tertiup angin abu tsb. Terkena pohon kering dan ajaibnya tumbuhlah bunga dipohon itu.
“Wah pohonnya mekar” kata si kakek baik hati.
Di suatu hari,
Seorang kaisar melewati pohon yang ditumbuhi bunga tadi
Sikakek berkata “Mari kita mekarkan pohon kering ini, kemudian si kakek naik ke atas pohon, dengan cepat pohon itu lebat oleh bunga-bunga nan indah”
Luar biasa “Kakek pemekar” 

Kamu akan dapat hadiah, kata kaisar sangat senang.
Sementara si kakek serakah yang melihat hal tersebut kemudian melakukan hal yang sama seperti si kakek baik hati.

Dia mengambil sisa abu diperapian dan menebarkannya dipohon kering tetapi bukannya mekar abunya malah terbang kearah kaisar. Sikaisar sangat marah kepada si kakek 
serakah itu.
END
Amanat yang kita biasa ambil dari cerita diatas adalah :
“Kebaikan akan selalu berbuah kebaikan dan sebaliknya keburukan akan selalu berbuah keburukan pula”
Jangan pernah bilang berbuat baik berarti lemah, berbuat baik bukti kalo kita memiliki hati yang baik pula karena sudah sepantasnya manusia berbuat baik.


Udah dulu yah kawan…
Terima kasih atas kunjungan diblog kami yang sederhana ini…
Kalo ada yang mau ngasih saran atau coment tulis dibawah yah guys…


Baca juga : Dongeng Jepang : Ama No Iwato, Ketika Dewa Matahari Bersembunyi Dari Dunia

Note:
Usu : Tongkat untuk menunbuk/membuat kue mocha 

Sumber :

Fukuro
Fukuro I'M NOT ROBOT I'M VVIBU

Post a Comment for "Dongeng Jepang : Kakek Pemekar Bunga"