Dongeng Ubasuteyama, Tradisi Membuang Orang Tua yang Telah Renta di Hutan
Ubasute
Yama
(Gunung
Pembuangan Nenek)
Zaman dahulu kala,
Hiduplah
seorang kaisar yang sangat membenci lansia.
Disuatu
hari, ada sebuah papan yang di pasang di tengah lapangan disana tertulis sebuah
perintah yang berbunyi “Buang semua
lansia ke hutan”.
Seorang
pemuda yang memiliki ibu yang sudah tua berkata,
“Kejam sekali,
tidak mungkin aku tega melakukannya”
Si ibu
menjawab,
“Semua
lansia sudah tidak berguna sudahlah, buang aku juga ke hutan”
Pemuda
itu berkata,
“Ibu ....
aku tidak bisa melakukan hal kejam seperti itu” dengan muka yang sangat sedih.
Si ibu
menimpali,
“Jika kau
tidak membuangku ke hutan kau akan ditangkap oleh prajurit kaisar”
Akhirnya
si pemuda terpaksa membawa ibunya ke arah hutan. Ketika perjalanan menuju hutan
tangan si ibu terus mematahkan satu persatu ranting pohon dan membuangnya ke
tanah.
"Ibu...
apa yang sedang kau lakukan ?” tanya si anak.
“Ibu
mematahkan ranting pohon sebagai pentunjuk arah jalan agar ketika kau pulang
kau tidak akan tersesat”
Hati si
pemuda sangat tersentuh “mana mungkin aku bisa meninggalkan ibuku di tengah
hutan seperti ini” pikirnya dalam hati.
“Sudah
tinggalkan aku di sekitar sini saja” kata si ibu.
“Tempat
ini dingin ibu ... ayo kita cari tempat yang lebih hangat lagi” kata si pemuda
khawatir ibunya kedinginan.
“Sudah...
tidak apa-apa disini saja”
Si pemuda
pada akhirnya memang tidak bisa membuang ibunya sendiri di hutan.
“Ibu ...
hari ini salju akan turun lebih baik kita pulang saja, jika salju sudah reda
aku akan mengantarkan mu lagi kesini”
Si pemuda
menggendong ibunya dan kembali kerumah secara diam-diam dimalam hari. Kemudian
ia menggali lantai rumahnya dan membuat sebuah lubang.
“Ibu...
tolong sembunyi disini ... maaf membuatmu harus tidur ditempat seperti ini”
Ibunya
menjawab,
“Disini
lebih hangat di bandingkan di hutan, dan lagi aku senang bisa dekat dengan
anakku sendiri. Terima kasih”
Kemudian,
tak beberapa lama terjadi sesuatu yang gawat ditempat kaisar. Seorang laki-laki
bertubuh besar datang ke tempat kaisar dengan membawa potongan kayu yang sangat
besar ia berkata,
“Aku
adalah pesuruh dari kaisar negri sebrang. Silahkan jawab mana bagian akar dan
mana bagian yang akan tumbuh ranting dari sepotong kayu ini ? besok aku akan menagih jawabannya ?”
“Jika
pertanyaan ini tidak bisa dijawab, prajurit dari kekaisaran negri sebrang akan
menyerang negri ini” kata laki-laki besar itu dengan nada mengancam.
Tidak
hanya kaisar seluruh orang yang ada di kerajaan sangatlah terkejut dan hal ini
sudah tersebar luas di kalangan rakyat.
Si pemuda
menceritakan tentang hal sedang di alami oleh kaisar kepada ibunya di lubang
yang ia buat.
Ibunya
menjawab,
“Mudah
sekali .... tinggal jatuhkan saja sepotong kayu itu ke dalam air... jika ada
bagian yang tenggelam pasti itu bagian akar, karena akar sangat berat ,”
“Ibu kau
hebat sekali. Terima kasih”
Keesokan
harinya si pemuda pergi menemui sang kaisar untuk menyampaikan hal tersebut.
San
kaisar setangah percaya dan tidak percaya melemparkan sepotong kayu itu ke
kolam. Dan yang terjadi adalah bagian akar tenggelam dan bagian yang akan
tumbuh ranting mengapung. Sang kaisar sangat senang melihat hal tersebut.
Setelah
itu,
Sang
kaisar menjawab pertanyaan dari pesuruh kaisar negri sebrang, kemudian muncul
tantangan berikutnya.
Kemudian
si pemuda kembali bertanya pada ibunya,
“Ibu ...
ibu .... kali ini sang kaisar di suruh membuat tali yang terbuat dari abu aku
sudah mencobanya tapi tidak bisa”
“Itu
mudah sekali ... pertama-tama buatlah tali dengan menggunakan jerami, rendam
kedalam air garam, setelah kering tali
itu sudah bisa dibakar” kata si ibu dengan mudahnya menjawab pertanyaan si
pemuda.
Si pemuda
kembali berkata,
“Ibu ....
terima kasih banyak”
Si pemuda
langsung menemui sang kaisar di istana. Kemudian ia memperlihatkan apa yang ia
pelajari dari ibunya kepada semua orang di istana. Hal itu berjalan dengan lancar dan sukses.
Sang
kaisar berkata,
“Hebat !
hebat ! pasti negri sebrang akan terkejut dibuatnya !” kata sang kaisar sangat
senang.
Setelah sang
kaisar memperlihatkan tali dari abu kepada negri sebrang , kembali datang
tantangan yang ke tiga kalinya.
Tantangan
kali ini adalah memasukan benang ke dalam lubang yang berliku-liku di dalam
sebuah bola. Jika hal ini tidak bisa dilakukan maka negri sebrang akan langsung
menyerang negri milik sang kaisar.
Kemudian
si pemuda di panggil oleh sang kaisar untuk kembali memecahkan tantangan dari negri sebrang tersebut. Si pemuda lekas pergi menemui ibunya yang
berada didalam lubang dibawah lantai.
“Ibu....
tantangannya kembali ada”
Si ibu
tersenyum dan dengan tenang menjawab semua pertanyaan anakanya.
Si pemuda
lekas pergi ke tempat kaisar dan memberitahukan apa yang telah di ajarkan oleh
ibunya agar benang itu bisa melewati lubang yang ada di bola tersebut.
“Masukan
seekor semut yang sudah diikat dengan
benang di lubang ini kemudian di lubang keluar oleskan madu yang manis dengan
begitu benang nya dengan mudah bisa melewati lubang di dalam bola”
Si pemuda memasukan semut yang sudah diikat
dengat benang di hadapan sang kaisar. Kemudian dengan mudah benang dan semut
itu keluar dari lubang terakhir.
Dan sang
kaisar kembali sangat senang melihat hal itu.
Setelah
itu, bola dan benang didalamnya itu di kembalikan kepada kaisar dari negri
sebrang. Akhirnya negri sebrang menyerah untuk menyerang negri sang kaisar
karena mengetahui ada orang yang sangat jenius disana.
Sang
kaisar sangatlah puas dengan hal yang dilakukan si pemuda dan berkata,
“luar
biasa... luar biasa ... kau ini memecahkan tiga tantangan hanya sendiri...
berkat kau negri ini terselamatkan... aku akan mengabulkan apapun permintaanmu”
Si pemuda
menjawab,
“Tuan
kaisar sebenarnya yang memecahkan tantangan itu bukanlah saya tapi ibu saya.
Tuan kaisar menyuruh semua orang untuk membuang lansia ke dalam hutan
tapi, saya tidak bisa melakukan hal
sekejam itu. Jadi saya menyembunyikan ibu saya di dalam lubang di bawah lantai
rumah saya. Walaupun lansia tubuhnya sudah sangat lemah, tapi mereka memiliki
pengetahuan lebih banyak daripada kita”
Setelah
mendengar hal itu, sang kaisar sangat terkejut dan menyadari kesalahan yang ia
buat selama ini.
Setelah
itu,
Peraturan
“Membuang lansia ke dalam hutan” di larang dan diganti menjadi “Istimewakanlah
para lansia”
Semejak
itu si pemuda di karuniai seorang istri dan anak dan hidup bahagia selamanya
dengan ibunya.
END
Amanat
“Sayangilah
orang tua kita walaupun mereka sudah tua”
“Jangan
pernah meremehkan generasi leluhur”
Sedikit Penjelasan Mengenai Ubasuteyama
Ubasuteyama(姥捨て山/うばすてやま) adalah
cerita rakyat Jepang tentang tradisi membuang orang tua yang sudah renta
kehutan untuk mengurangi mulut yang harus diberi makan.
Baca juga : Dongeng Kikimimi Zukin - Tudung Kepala yang Bisa Mendengar
Sumber :
ternyata hal ini ada dongengnya yaa...
ReplyDeleteMiris banget deh...
Iyah banyak pelajaran yang bisa dipetik ☺
ReplyDelete