Legenda Tanabata, Kisah Cinta Orihime dan Hikoboshi
Legenda Tanabata
Dilangit malam terlihat
para bintang bersinar dengan indah di sungai yang ada di surga. Disekitar
sungai itu hiduplah seorang putri cantik bernama “Orihime” ia merupakan anak dari dewa surga sehari-harinya
dia selalu menenun kain di dekat sungai itu.
Kain yang ditenun oleh Orihime sangatlah
indah ia bisa berubah menjadi lima elemen warna jika disinari oleh cahaya dan
juga bisa berubah warna berdasarkan pergantian musim yang dilewatinya.
Dewa surga sangat bangga dengan
putrinya akan tetapi, karena setiap hari ia bekerja keras untuk menghasilkan kain yang bagus ia
sama sekali tidak mempedulikan rambut atau baju yang ia pakai.
Melihat keadaan putrinya itu dewa surga
sangat sedih kemudian berkata,
“Padahal Orihime sebentar lagi menginjak
usia dewasa tapi kasian sekali jika setiap hari pekerjaannya hanya menenun ...
oh .. ya ! bagaimana kalau aku carikan seorang calon suami untuknya”
Dewa surga kemudian bergegas mencari seorang
calon suami untuk anaknya.
“Apakah ada calon suami yang pantas
untuk Orihime di suatu tempat ?” Kata sang dewa surga mulai putus asa.
Ketika dewa surga berjalan di sepanjang
tepi sungai di surga ia bertemu dengan seorang pemuda yang sedang mengurus sapi-sapi
diladang.
Pemuda itu bernama “Hikoboshi”, ia
adalah seorang pemuda pekerja keras setiap hari ia memberi minum, dan
mempersiapkan pakan untuk sapinya ia bahkan mengurus semua pekerjaan di ladang
sendiri tanpa istirahat.
“Wah...
jika pemuda pekerja keras ini menikah dengan Orihime mereka berdua pasti hidup dengan
bahagia” kata dewa surga.
Kemudian dewa surga memutuskan memilih
Hikoboshi sebagai calon suami dari putrinya. Ketika Hikoboshi dan Orihime di
pertemukan untuk pertama kalinya mereka berdua sama-sama saling jatuh cinta dan
menjadi pasangan suami istri yang selalu rukun.
Namun sejak itu mereka berdua hanya
bermain dan tidak bekerja sama sekali.
Mesin tenun milik Orihime menjadi
berdebu, dan sapi yang di pelihara oleh Hikoboshi menjadi kurus karena tidak
diberi makan.
“Kalian berdua ! sekarang waktunya kembali
ke pekerjaan masing-masing !”
Walaupun dewa surga sudah memperingatkan,
mereka berdua hanya berkata,
“Baik, kami mengerti” tanpa berniat
untuk kembali bekerja.
Karena Orihime tidak lagi menenun kain,
tidak hanya pakaian para dewa langit pakaian dewa surgapun menjadi kotor dan compang-camping.
Dan karena Hikoboshi juga tidak lagi
bekerja, Ladang tempat ia bekerja dulu banyak ditumbuhi rumput tinggi, hasil
panen menjadi layu dan kering, dan sapi-sapi akhirnya jatuh sakit.
“Aku tidak akan membiarkan hal ini
terus terjadi !” kata dewa surga.
Dewa surga yang marah berkata,
“Aku tidak bisa membiarkan kalian berdua
bertemu lagi”
Orihime di kirim ke sungai surga
sebelah barat dan Hikoboshi dikirim ke sungai surga sebelah timur.
Dengan begini mereka berdua terpisah
jarak sangat jauh sehingga untuk bertemu muka pun tidak bisa.
Semenjak itu, Orihime setiap hari hanya
menangis dan tidak pernah mencoba untuk menenun kain lagi. Hikoboshi juga terus
mengurung diri di kamar ia tidak menghiraukan sapi-sapinya yang sedang sakit
sehingga penyakit sapi-sapi itu semakin memburuk.
Dewa surga kemudian berkata,
"Jika kalian setiap hari mau
bekerja keras seperti sebelumnya, aku akan mengizinkan kalian bertemu sekali
dalam setahun"
Mendengar hal itu, Orihime dan
Hikoboshi mulai bekerja dengan serius.
Setahun sekali di malam tanggal 7 Juli
mari nantikan pertemuan kita kembali ....
Dan semua orang sangat senang karena
Orihime menenun lebih indah dari sebelumnya.
Hikoboshi juga bekerja keras untuk
merawat sapi-sapi dan membajak ladang, sehingga sapi-sapi itu menjadi sehat
kembali dan juga menghasilkan panen yang sangat melimpah.
"Pada malam 7 Juli yang telah lama
ditunggu-tunggu, Orihime dan Hikoboshi menikmati kencan satu tahun sekali
melintasi sungai di surga.
Namun, di hari itu turun hujan , mereka
berdua tidak akan bisa menyebrangi sungai karena debit air sungai yang sangat
besar.
Kemudian entah darimana datang sekawanan
burung gagak menyebrangi sungai surga sayap mereka membentuk jembatan dan membiarkan mereka
bertemu.
END
AMANAT
“Cinta bisa menjadi kekuatan dan sebaliknya cinta juga bisa menjadi
bumerang”
Seperti yang tercermin dari kisah
diatas Orihime dan Hikoboshi sama-sama saling mencintai tapi rasa cinta yang
besar itu membuat mereka tidak menghiraukan sekitar dan menyebabkan banyak
keburukan kemudian ketika mereka di pisahkan dan dijanjikan untuk bertemu
kembali dengan syarat bekerja keras mereka berdua memperlihatkan kekuatan yang
lebih dari sebelumnya untuk cinta mereka berdua.
Kalau contoh kasus yang sering terjadi
disekitar kita adalah misal ada dua orang yang berpacaran sekelas atau satu
sekolah dulunya mereka mempunyai catatan nilai yang bagus kemudian setelah
mereka berpacaran mereka menjadi sibuk dengan asmara dan tidak mempedulikan
masa depan yah ini yang buruk tapi, ketika kita bisa membalikan cinta itu menjadi
sebuah “kekuatan” untuk lebih maju dari sebelumnya. jadi intinya jangan bucin
kronis yah ^^.
SEDIKIT
TENTANG TANABATA
Tanabata (七夕) adalah
festival bintang yang merupakah perayaan yang berkaitan dengan musim panas di Jepang,
Korea dan Tiongkok. Hampir semua wilayah di jepang merayakan festival bintang
ini namun yang paling meriah adalah di selenggarakan di Kota Sendai. Perayaan
Tanabata mulai dikenal di Jepang semenjak Zaman Edo (1603-1867). Peristiwa alam di awal bulan Juli. saat
bintang Altair dan Vega bertemu di langit
setelah terpisahkan selama satu tahun mengilhami masyarakat kuno di Cina untuk
menjadikannya legenda percintaan antara sepasang kekasih. Di Jepang, legenda
ini dikenal sebagai kisah cinta Orihime dan Hikoboshi dan
perayaan pertemuan mereka dikenal dengan nama Tanabata dan menjadi ritual
masyarakat yang menikmati langit malam di musim panas.
Baca juga : Omusubi Kororin, Nasi Kepal yang Menggelinding
Post a Comment for "Legenda Tanabata, Kisah Cinta Orihime dan Hikoboshi"